Kamis, 20 Oktober 2011

CATATAN KULIAH Sensasi dan Persepsi Psikologi dalam komunikasi

Sensasi
berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang  tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal).
Proses Sensasi
Sensasi merupakan proses penerimaan rangsang oleh alat indera/penginderaan yang belum diberi makna. Proses sensasi yaitu S-O-RS = Stimulus-Organisme-Respons, adapun prosesnya yaitu :
1.         Proses fisik          : stimulus mengenai alat indera atau reseptor disebut sebagai proses kealaman. 
2.         Proses fisiologis   : stimulus yang mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak.
3.         Proses psikologis : proses di otak yang menyebabkan organisme mampu menyadari apa yang diterima dengan inderanya. Ini merupakan proses terakhir dari sensasi dan merupakan pengamatan atau sensasi yang sebenarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sensasi.

1. Faktor Eksternal
Kuat lemahnya stimulus distraksi dari lingkungan, jarak stimulus terhadap alat indera, dan durasi stimulus. Stimulus yang berasal dari luar apakah sangat signifikan untuk diterima oleh syaraf dan otak. Misalnya alat pendengaran
2. Faktor Internal
Faktor internal lebih kepada kefungsian alat indera kita sendiri. Jika alat indera kita masih baik maka dalam menerima rangsangan akan lebih efektif lagi, dan tidak timbul keragu-raguan sehingga dapat sinkron dengan alat pengolahan yaitu syaraf dan otak.
Persepsi
merupakan kesan yang pertama untuk mencapai suatu keberhasilan pemahaman (Walgito 1983:33). Sedangkan Muhyadi (1989:23) menyatakan bahwa: Persepsi adalah proses seleksi stimulus dari lingkungannya dan kemudian mengorganisasi serta menafsirkan atau merupakan suatu proses dimana seseorang mengorganisasi dan menginterpretasikan kesan atau tangkapan inderanya agar dapat memiliki makna dalam konteks lingkungannya.
Menurut pendapat beberapa ahli adapun pengertian persepsi adalah : Slameto ( 2003 : 102 ) menyatakan :
“ Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi di dalam otak manusi. Informasi dan pesan yang diterima tersebut muncul dalam bentuk stimulus yang merangsang otak untuk mengolah lebih lanjut yang kemudian mempengaruhi seseorang dalam berperilaku”
Persepsi terjadi karena pengenalan dan pengalaman terlebih dahulu oleh seseorang yang bersangkutan. Pengenalan dan pengalaman tersebut berlangsung dalam waktu yang sangat lama, dimana proses pengintegrasian terhadap obyek itu masih berlangsung dan secara bertahap mulai memahami apa yang dikehendaki oleh obyek tersebut.
Menurut Rakhmat (1994): Krech dan Crutchfield (1975) (dalam Sobur:460) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikategorikan menjadi:
1.    Faktor fungsional
Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seseorang individu.
2.    Faktor-faktor struktural
Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu.
3.    Faktor-faktor situasional
Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor situasional yang mempengaruhi persepsi.
Faktor personal
Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi ,impresi dan konteks.
•          Emosi
 akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure)  adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.
•          Impresi
stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitchtertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya
•          Konteks
 walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimanafigure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.


Sumber :
http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/definisi-dan-pengertian-persepsi.html
http://vevisunarti.wordpress.com/2011/07/05/sensasi-dan-persepsi/
http://khildaamaliyah.wordpress.com/2011/05/21/makalah-sensasi-psikologi/

CATATAN KULIAH

Pendekatan Psikologi Tentang Perilaku Manusia

Teori Utama Psikologi Modern
1.      Pendekatan Neurobiologis
Pendekatan neuro-biologis beranggapan bahwa inetligensi memiliki dasar anatomis dan biologis. Perilaku inteligen, menurut pendekatan ini dapat ditelusuri dasar-dasar neuro-anatomis dan proses neurofisiologisnya.
2.      Pendekatan Psikoanalisis
Pendekatan Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi. Sigmund Freud adalah orang yang menemukan pendekatan psikoanalisis yang memberikan pandangan baru kepada psikologi.
KONSEP UTAMA PENDEKATAN PSIKONALISIS
Susunan kepribadian menurut Sigmund Freud :
1.      Id (das es, dorongan nafsu) adalah komponen biologis.
Merupakan prinsip kepuasan yaitu bersumber kebutuhan-kebutuhan yang dalam mencapai usaha memuaskan kebutuhan itu akan bertindak secara tidak realistis, agresif dan primitif. Misalnya bayi kalau lapar, haus atau sakit hanya bias menangis karena belum dapat mencari dan belum dapat berusaha sendiri dia masih berhak dilayani kebutuhannya sedangkan pada anak dewasa harus mencari dan usaha sendiri untuk memenuhi kebutuhannya.
2.      Ego (das ich, prinsip realita) adalah komponen psikologis.
Merupakan prinsip realitas yang mengatur hubungan manusia dengan kenyataan. Ego menjadi penengah yang memutuskan suatu tindakan sadar berdasarkan dorongan id dengan kenyataan yang ada di luar dirinya dan berpedoman kepada super ego. Jadi ego bertindak sebagai pengatur yaitu menyesuaikan pemuasan kebutuhan-kebutuhan dengan kenyataan sekelilingnya.
3.      Super ego (das uber ich, hati nurani, moral) adalah komponen sosial.
Merupakan prinsip moral yang mengatur berdasarkan pedoman moral yang ada dan berlaku di tempat itu. Pedoman moral ini berdasarkan kepada kebudayaan adat, hukum dan perkembangan zaman. Super ego mula-mula dating dari orang tua setelah dewasa dari masyarakat dan kebudayaan yang mengambil alih kedudukan orang tuanya dirumah.
Contoh interaksi antara id, ego dan super ego : Makana orang lapar
Keterangan :
Id                     :mendesak ego supaya cepat-cepat mengambil makanan itu karena dorongan rasa laparnya.    
Super ego     : mengingatkan dan melarang karena makanan itu bukan miliknya, mengambil barang yang   bukan miliknya adalah tidak baik atau berdosa.
Ego          : mulai mengatur diri. Kedudukannya menjadi sulit, ego didesak id (nafsu) untuk segera memuaskan kebutuhannya (makan makanan itu) dengan cara apapun, sedangkan super ego melarangnya untuk bertindak karena atas dasar moralnya.
Kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah kepribadian menurut Sigmund Freud :
1.      Kesadaran dan ketidaksadaran
Ketaksadaran tidak bisa dipelajari secara langsunng tetapi bisa dipelajari dari tingkah laku. Pembuktian klinis guna membuktikan konsep ketaksadaran mencakup mimpi, salah bicara dan dengan ngompol. Jadi sasaran terapi psikoanalisis adalah membuat motif tak sadar menjadi disadari, sebab hanya ketika menyadari motif-motifnyalah individu bisa melaksanakan pilihan.


2.      Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Ada tiga macam kecemasan yaitu :
a.      Kecemasan realistis
adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia luar dan taraf kecemasannya sesuai dengan ancaman yang ada.
b.      Kecemasan neurotik
adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi dirinya.
c.       Kecemasan moral
adalah ketakutan terhadap hati nurani sendiri.

3.      Pendekatan Behavioristik (Tingkah Laku)
Merupakan tingkah laku hasil interaksi antara stimulus dan respon, yaitu proses manusia untuk memberikan respon tertentuberdasarkan stimulus yang datang dari luar.
Beberapa teori behavioristik
1.      Mementingkan faktor lingkungan
2.      Menekankan pada faktor bagian
3.      Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
4.      Sifatnya mekanis
5.      Mementingkan masa lalu
Prinsip-prinsip untuk menjelaskan perilaku menurut teori behavioristik:
1.      Perilaku dipengaruhi lingkungan
2.      Belajar adalah hubungan antara kejadian-kejadian yang dapat diamati (hubungan S-R) melalui kondisioning
3.      Belajar adalah perubahan perilaku
4.      Belajar terjadi apabila antara stimulus dan munculnya respon waktunya berdekatan.
5.      Ada kesamaan antara proses belajar manusia dan binatang
Kekuatan dan Kelemahan Pendekatan behavioristik
Kekuatan:
a.      Efektif untuk mengarahkan problem perilaku menjadi perilaku yang sesuai dengan harapan.
b.      Tepat untuk siswa yang tidak motivated
Kelemahan:
a.      Membutuhkan waktu lama
b.      Kurang efektif untuk siswa yang kemampuan kognitifnya tidak memadai, sehingga memerlukan bantuan pendekatan kognitif
c.       Pemberian penguat ekstrinsik menyebabkan siswa kurang tertarik pada pelajaran yang tidak ada penguatnya
d.      Guru harus menguasai dan mengetahui jenis penguat dan kapan penguat harus diberikan

4.      Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.
Proses pendekatan kognitif.
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.

5.      Pendekatan Humanistik
Pendekatan Humanistik adalah sebuah pendekatan yang memberikan perhatian kepada pembelajar sebagai manusia, tidak menganggapnya sebagai benda yang merekam seperangkat pengetahuan. Pendidikan humanistik menekankan pentingnya pelestarian eksistensi manusia, dalam arti membantu manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya, sebagai manusia yang utuh berkembang.
FAKTOR-FAKTOR PERSONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
·         Faktor biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Pentingnya kita memperhatikan pengaruh biologis terhadap perilaku manusia seperti tampak dalam dua hal berikut.
Telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan perngaruh lingkungan atau situasi. diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari motif biologis adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya.
·         Faktor sosiopsikologis
dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
a.      Komponen Afektif,merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.
b.      Komponen Kognitif,merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
c.       Komponen Konatif,merupakan aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

Sumber :