Pengaruh
Sosial dan Perilaku Kelompok
Kelompok merupakan kumpulan dua orang
atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan
dibentuk bersama berdasarkan pada interes atau tujuan yang sama. Perilaku
kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma
yang diadopsinya. Perilaku kolektif merupakan tindakan seseorang oleh karena
pada saat yang sama berada pada tempat dan berperilaku yang sama pula.
Mengapa seseorang bergabung dalam
kelompok?
Ada dua
alasan seseorang bergabung dalam kelompok. Pertama, untuk mencapai tujuan yang
bila dilakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai. Kedua, dalam kelompok
seseorang dapat tepuaskan kebutuhannya dan mendapatkan reward soaial seperti
rasa bangga, rasa dimiliki, cinta, pertemanan, dsb. Besarnya anggota kelompok akan mempengaruhi
interaksi dan keputusan yang dibuatnya. Brainstorming dalam mengambil keputusan
kelompok akan efektif bila anggota kelompoknya 5-10 orang. Kohesivitas kelompok merupakan derajat dimana
anggota kelompok saling menyukai, memiliki tujuan yang sama, dan ingin selalu
mendambakan kehadiran anggota lainnya. Biasanya kohesivitas ini dikaitkan
dengan produktivitas kelompok. Namun tidak semua bentuk kohesivitas kelompok
ini berdampak positif, karena anggota bisa merasa tertekan untuk selalu conform
terhadap norma kelompok.
Kelompok
sosial
adalah kumpulan orang yang memiliki
kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan
oleh anggota Masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para
anggotanya.
Menurut Robert Bierstedt kelompok memiliki banyak jenis dan
dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok,
dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
1.
Kelompok statistik,
yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan
kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di
sebuah kecamatan
2.
Kelompok kemasyarakatan,
yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan
hubungan sosial di antara anggotanya.
3.
Kelompok sosial, yaitu
kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan
yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok
pertemuan, kerabat.
4.
Kelompok asosiasi, yaitu
kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan
kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya
melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan
organisasi formal.
Perilaku
dalam Kelompok
Mana yang lebih baik, performance kelompok
atau performance individu? Pertanyaan di atas seringkali muncul karena ada
adagium yang berbunyi “dua kepala lebih baik daripada yang dikerjakan oleh
seorang individu”. Adagium itu ada benarnya dalam beberapa kasus, karena
kelompok memungkinkan orang saling tukar informasi dan pendapat. Interaksi
dalam kelompok bisa menghasilkan ide dan solusi baru. Kelompok memiliki
pengetahuan yang luas dan probabilitas yang lebih besar bahwa seseorang dalam
kelompok akan memiliki pengetahuan khusus
yang relevan dengan persoalan kelompok.Namun demikian, kelompok juga
tidak selalu menghasilkan keputusan yang lebih baik. Dalam kelompok tidak semua
orang memberikan kontribusi secara bersamaan, melainkan individu harus menunggu
giliran.
Akibat giliran dalam mengungkapkan pendapat
ini, di antara anggota kelompok seringkali mengalami production blocking,
terganggu pikirannya, atau kehilangan motivasi untuk berpartisipasi (malas).
Individu kadang tidak mau berbagi (sharing) dalam memberikan informasinya. Meskipun
performance kelompok seringkali lebih baik daripada performance rata-rata
individu, seringkali performance itu di bawah standart individu, terutama bila
anggota kelompoknya umumnya relatif lemah kemampuannya. Di dalam kelompok juga
bisa terjadi social impact (Latane & Nida, 1981), yaitu suatu penggolongan
anggota dalam suatu kelompok. Bila kelompoknya mayoritas maka pengambilan
keputusannya akan sangat efektif, sebaliknya bila kelompoknya minoritas, maka
sering kali orang mengalami kekecewaan, karena merasa tidak diperhatikan.
Faktor-Faktor
yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan Kelompok
a.
Komposisi kelompok ada 4
hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok.
1.
penerimaan tujuan umum;
mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi
2.
pembagian
(divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
3.
komunikasi dan status
struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling mendominasi dalam kelompok.
4.
ukuran kelompok; semakin
besar kelompok semakin menyebar opini, konsekuensinya adalah semakin lemah
partisipasi individu dalam kelompok tersebut.
b.
Kesamaan anggota
kelompokKeputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila anggota kelompok sama satu dengan yang lain.
c.
Pengaruh (pengkutuban)
polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat kelompok lebih ekstrim
dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena adanya perbadingan
sosial. Tidak semua orang berada di atas
rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang
jauh dari pendapat orang tersebut.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial.html
http://suryanto.blog.unair.ac.id/2009/02/11/perilaku-kelompok-dan-individu.html
http://suryanto.blog.unair.ac.id/2009/02/11/perilaku-kelompok-dan-individu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar