PERSEPSI TENTANG ORANG DAN ATRIBUSI
1.Inferensi Sosial
mempersepsi orang
lebih sulit dan lebih mungkin untuk tidak cermat dari pada mempersepsi benda.
Inferensi sosial berarti mengerti apa yg kita pelajari ttg orang atau
orang-orang lain. Prosesnya dimulai dari mengumpulkan data sosial berupa :
informasi sosial, penampilan fisik, isyarat-isyarat nonverbal, dan
tindakan-tindakan orang lain. Semua itu membentuk data sosial yg terintegrasi
dan terkumpul untuk membentuk kesan mengenai orang lain
Inferensi sosial datang dari 4 sumber
• Informnasi
sosial tentang orang lain
• Penampilan
• Petunjuk
nonverbal
• Implikasi
tindakan-tindakan orang lain
* BENTUK INFORMASI SOSIAL
· Trait (sifat,pembawaan )
· suatu generalisasi ttg sikap seseorang
· Nama
· Stereotype
· suatu generalisasi tentang kelompok
tertentu yg dianggap sebagai suatu kebenaran
2. Atribusi
Teori atribusi
adalah bagaimana kita membuat keputusan tentang seseorang. Kita membuat sebuah
atribusi ketika kita merasa dan mendeskripsikan perilaku seseorang dan mencoba
menggali pengetahuan mengapa mereka berperilaku seperti itu.
Heider (1958)
berpendapat bahwa, “dalam kehidupan sehari-hari kita membentuk ide tentang
orang lain dan tentang situasi sosial. Kita menginterpretasikan perilaku orang
lain dan memprediksikan apa yang akan mereka lakukan apabila menghadapi sebuah
situasi tertentu”
Penyebab seseorang
memberikan atribusi kepada perilaku seseorang dapat dibedakan antara kekuatan
seseorang untuk mencapai sesuatu dan efek dari pengaruh lingkungan. Kelley
(1967) mendeskripsikan 4 kriteria yang kita gunakan untuk memutuskan apakah
perilaku tersebut dapat diberikan atribut kepada seseorang bukan berasal dari
penyebab eksternal (situasional) :
1. Distinctiveness –
perilaku dapat dibedakan dari perilaku orang lain saat menghadapi situasi yang
sama
2. Consensus
– jika orang lain setuju bahwa perilaku diatur oleh beberapa karakteristik
personal
3. Consistency
over time – apakah perilaku diulang
4. Consistency
over modality (cara dimana perilaku itu dilakukan) – apakah perilaku diulang
pada situasi yang berbeda
Itulah beberapa
cara dimana kita merasa dan membuat keputusan tentang seseorang, misalnya di
bagaimana seseorang di lingkungan kerja.
Teori atribusi juga menekankan pada cara dimana seseorang berhasil
melakukan atribusi atau gagal terhadap dirinya sendiri. Penelitian yang
dilakukan oleh Weiner (1974) dan yang lain telah mengindikasikan bahwa ketika
seseorang dengan kebutuhan akan achievement yang tinggi telah sukses, mereka
mengangggap bahwa keberhasilan ini berasal dari faktor internal yaitu usaha dan
kemampuan.
Orang dengan need of achievement yang tinggi akan cenderung
menganggap kegagalan sebagai tindakan yang kurang usaha bukan karena tidak
mampu. Sedangkan orang dengan need of achievement rendah akan menganggap
kegagalan sebagai ketidak mampuan bukan karena kurang usaha.
Sumber :
http://google.co.id
http://google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar