Minggu, 27 November 2011

Sikap Dan Perilaku


SIKAP DAN PERILAKU

Ø Pengertian Sikap
Walaupun sikap(attitude) merupakan salah satu pokok bahasan yang penting dalam psikologi sosial, para pakar tidak selalu sepakat tentang difisinya. Sarwono (1997) mengemukakan beberapa pengertian sikap.
Sikap dapat didefinisikan sebagai posisi yang di ambil dan dihayati seseorang terhadap benda,masalh atau lembaga .beberap sikap bersifat abstrak, misalnya sikap terhadap demokrasi. Sikap-sikap lain dapat bersifat impersonal, misalnya sikap terhadap ganja itu jelek. Akan tetapi sikap yang paling penting adalah sikap terhadap orang lain (Soekaji, Sutarlinah, 1986).
Menurut weber, sikap adalah sebuah reaksi  evaluatif (suatu penilaian mengenai kesukaan dan ketidaksukaan seseorang) terhadap orang,peristiwa atau aspek lain dalam lingkungannya. Sebgai suatu evaluasi dari hal yang telah di alami, sikap merupakan posisi yang tidak netral. Sikap itu pun bervariasi dari segi intensitasnya, bisa rendah sedang atau banyak. Misalnya, saat akan memasukan gula ke dalam teh, anda akan masukkan sedikit ,sedang atau banyak karena anda senang the yg manis , agak pahit,atau manis sekali. Semua itu termasuk dalam sikap karena berhubungan dengan pengalaman kita.
            Dari berbagai definisi tampak bahwa ciri khas dari sikap adalah sbg berikut.
1.       Mempunyai objek tertentu(orang,perilaku,konsep,situasi,dan benda)
2.       Mengandung penilaian (setuju atau tidak setuju,suka atau tidak suka) (Sarwono,S. 1997)

Sikap terbentuk dari berbagai kesimpulan yang kita peroleh tentang pengalaman di masa lalu, untuk mempermudah pilihan perilaku kita nantinya. Sikap kita tentang seks,kekerasan,dan bintang film misalnya akan membantu kita memutuskan film  mana yang akan kita tonton.

Keterkaitan Sikap Dan Perilaku
            Sejak awal penelitian tentang sikap benar-benar menjadi hal yang menarik karena di anggapbisa memperkirakan perilakumanusia di masa depan. Pada kegiatan belajar 1 telah di bahas bahwa sikap terdiri dari tiga domain yakni ABC (A=affective, perasaan, b= behavior,perilaku C= cognitive, kesadaran).

a.        Kesesuaian antara sikap dan perilaku
            Pernyataan yang kerap muncul adalah apakah sikap mengarah pada keinginan untuk bertindak atau berperilaku dan juga padaperilaku secara spesifik?
jika memang benar begitu, berarti seorang politikus atau pemasang iklan hanya perlu untuk mengukur pendapat seseorang untuk memperkirakan kecenderungan mereka untuk memilih atau membeli dengan cara tertentu.

b.     Sikap dapat sesuai dengan perilaku
Para peneliti telah menemukan bahwa dugaan sikap akan tergantung dari cara sikap itu di bentuk,di ukur, dan di alami. Berikut uraiannya.
1.        Perilaku yang spesifik
Semakin spesifik atau khusus satu sikapterhadap perilaku maka akan semakin baik dalam memperkirakan perilaku yang terkait. Misalnya, berapa orang yang akan dating dalam kegiatan gotong royong? Mengukur sikap yang amat umum, seperti bertanya”apakah anda yakin bahawa daerah lingkungan kita harus bersih?” , mungkin tidak bisa memperkirakan perilaku gotong royong secara spesifik. Mungkin banyak orang yang setuju dengan pertanyaan umum itu, tetapi hal itu belum bisa menunjukan suatu usaha yang spesifik.
2.        Potensi sikap
Semakin kuat satu sikap dalam pemikiran seseorang maka makin besar pengaruhnya terhadap perilaku. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sikap yang di bentuk melalui pengalaman pribadi akan semakin kuat daripada sikap yang dibentuk berdasarkan informasi kedua atau sumber yang tidak langsung. Misalnya, seseorang yang telah meminta dan menerima bantuan dari calon legislatif di daerahnya lebih cenderung untuk mendukung sang calon saat pemilihan di bandingkan orang yg tidak memiliki pengalaman langsung dari sang calon. Sikap mereka yang tidak memiliki pengalaman langsung ini akan cenderung untuk menunjukan ikatan kuat dengan perilaku mereka.
3.        Penonjolan sikap
Berkaitan dengan potensi sikap adalah adanya kualitas penonjolan sikap. Sikap akan semakin terlihat ataumenonjol jika lebih disadari kehadirannya dalam sikap kita. Penonjolan sikap biasanya akan cenderung untuk di ingat dan di respons.

C.        Perilaku dalam mempengaruhi sikap
            Secara spesifik, sepertinya orang tidak hanya bisa menggunakan sikap sebagai dasar perilaku, kita juga bisa membentuk sikap berdasarkan perilaku kita. Menurut Srwono karena pembentukan sikap yang paling efektif adalah melalui pengalaman sendiri maka para pakar berusaha mengetahui sampai seberapa jauh perilaku dapat mempengaruhi terbentuknya sikap. Sebagaimana sikap dapat berpengaruhnpada perilaku, sebaliknya perilaku pun juga dapat membentuk sikap karena perilaku adalah pengalaman yang paling langsung pada diri seseorang.
          
Perubahan Sikap

KOMUNIKASI PERSUASIF
Berikut ini komponen komunikasi persuasive yang mempengaruhi sikap.
1.        Sumber
        Informasi pertama yang orang terima dari pesan persuasive adalah karakteristik source (sumber atau komikator) yang menyampaikan pesan tersebut. Menurut penelitian , ada dua variable penting dalam persuasi yang efektif , yaitu kredibilitas daya tarik.
A.        Kredibilitas
            Sebuah pesan dapat lebih persuasive dan menghasilkan perubahan sikap yang lebih besar ketika komunikator di anggap memiliki kredibilitas. Komunikator dapat di anggap lebih kredibel jika terlihat memiliki keahlian (pengetahuan) dan dapat di percaya.
B.        Daya tarik
            Daya tarik komunikator merupakan hal penting dalam mempersuasi orang. Misalnya, sebuah perusahaan mengiklankan produknya di media massa dengan menggunakan selebritis yang mempunyai reputasi di bidang tertentu untuk menarik perhatian konsumen. Bahkan actor dan model yang tidak terkenal sekalipun, dipilih untuk mempengaruhi khalayak karena di nilai mempunyai daya tarik yang lebih.
Terdapat tiga macam daya tarik yang membuat seseorang cenderung disukai dan lebih persuasive, yaitu sebagai berikut.
a.         Penampilan fisik. Orang yang berpenampilan baik atau enak dipandang lebih bisa mempersuasi orang di banding dengan komunikator yang berpenampilan biasa.
b.    Power ( kekuasaan). Komunikator yang terlihat memiliki kekuasaan lebih persuasive di banding sumber yang tidak di efektif/dikenal.
c.    Kesamaan dengan penerima pesan. Komunikator yang membangun kesamaan dengan penerima pesan , misalnya dengan mengatakan “ saya sama dengan anda semua” maka rekomendasinya atas suatu hal dapat lebih persuasive karana penerima pesan menemukan ada kesamaan dengan pembicara.
2.       Pesan
Elemen pesan memiliki banyak variable yang mengandung efek untuk mempersuasi. Kualitas pesan persuasive yang berdampak pada perubahan sikap meliputi
a.         Posisi
Semakin suatui pesan dekat dengan posisi atau sudut pandang seseorang pada saat itu, semakin mudah orang tersebut dalam menerima pesan.
1)        Penerimaan dan penolakan. Setiap orang memiliki ruang untuk menerima hal-hal yang dating kepadanya. Sikap yang sama atau relevan dengan posisi atau sudut pandang seseorang akan masuk ke dalam lattidue of acceptance(ruang gerak penerimaan).
2)        Kredibilitas dan perbedaan (credibility and Discrepancy). Biasanya penerima pesan atau audience tidak terbujuk oleh pesan yang berbeda dengan pendirian atau sudut pandangnya akan tetapi semakin komunikastor diterima sebagai orang yg kredibel maka ia dapat berpengaruuh lebih efektif, meskipun dengan pesan yang berbeda dengan sudut pandang penerima pesan.

b.        Isi pesan
 Isi pesan merupakan salah satu elemen yang dapat mempersuasi penerima pesan untuk mengubah sikap. Dalam dunia periklanan, isi pesan atau slogan produk dibuat sebisa mungkin untuk dapat meresap ke dalam benak konsumen. Pada akhirnya lagu atau slogan iklan merupakan bagian yang sanagt terbiasa kita dengar dan lihat setiap hari. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk meningkatkan dampak persuasive suatu pesan, yaitu sebagai berikut.
1)      Kesederhanaan. Pesan yang sederhana memiliki dampak persuasive yang besar karna cenderung mudah di cerna, di ingat, dan tidak sulit untuk bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pesan tersebut. Sebaliknya, semakin kompleks suatu pesan, semakin sulit pesan itu di mengerti oleh khalayak, dan kurang berpengaruh dalam menimbulkan tindakan/perilaku tertentu.
2)  Daya tarik emosional. Pesan dapat lebih efektif jika mampu membangkitkan tanggapan emosi yang kuat. Membangkitkan rasa takut merupakan suatu cara yang paling sering di gunakan untuk meyakinkan seseorang dalam melakukan sesuatu.contohnya, Janis dan Freshbach (1953) meneliti tiga kelompok orang tentang pentingnya menyikat gigi tiga kali sehari sehabis makan.dan setiap kelompok menerima perlakuan yang beda. Kel pertama diperlihatkan foto close-up yg dramatis dan menakutkan tentang gigi-gigi yang rusak akibat tidak menyikat gigi sesuai anjuran.kel kedua mendapat foto yg sama tetapi tidak terlalu dramatis. Kelompok ketiga tidak diperlihatkan foto tersebut. Orang-orang pada kel pertama dan kedua sangat terkesan dan setuju dengan pesan yang disampaikan. Sedangkan kel ketiga lebih memperlihatkan perubahan perilaku disbanding kelompok pertama.
3)    Kepentingan pribadi. Komunikator yang menyampaikan pesan yang berlawanan dengan kepentingan dirinya akan mempbuat pesan itu lebih persuasive.
4)       Penyajian

Pengertian Kognisi Sosial Tentang Diri dan Perkembangan Diri
William James mengatakan, seorang bisa menjadi objek pikirannya sendiri. inilah kognisi sosial. Kita melakukan proses yang oleh Gordon Allport disebut becoming,dimana kita mengembangkan,memodifikasi, dan menyaring identitas personal dan pemahaman tentang diri sendiri "diri" kita dan konsep kita tentang diri kita sendiri. inilah yang dimaksud dengan self development.
Self-development kita kebanyakan terbentuk dari interaksi dengan orang-orang terdekat kita dimasa kanak-kanak.  orang-orang ini menjadi panutan bagi kita dalam bertindak,berpikir, dan merasa tentang diri sendiri. mereka disebut significant others, yaitu orang-orang yang sangat penting artinya bagi diri seseorang.
Pandangan diri kita tentang keseluruhan pandangan orang lain terhadap kita disebut generalized others. Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi pengembangan diri seseorang makin meluas seiring dengan perkembangan orang tersebut. Jika mula-mulanya yang berpengaruh adalah keluarga, dengan makin bertambahnya usia bertambah pula pihak-pihak yang berpengaruh: teman, kelompok, organisasi hingga masyarakat. selain itu media komunikasi juga berperan dalam self-development kita.
Self awareness (kesadaran diri)
adalah perhatian orang yang terfokus pada diri sendiri,perasaannya,nilai,maksud dan evaluasi dari orang lain. self awareness membantu kita untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita, menyadari bahwa tingkah laku kita dikendalikan oleh pikiran kita. Dengan kata lain kesadaran diri membantu kita mengetahui siapa kita dan apa yang kita inginkan.
Kesadaran diri dapat dijelaskan melalui model yang ditawarkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham. Model mereka dinamakan Johari Window, itu merupakan singkatan dari nama mereka.

Sumber :

http://google.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar