SIKAP DAN PERILAKU
Ø Pengertian Sikap
Walaupun
sikap(attitude) merupakan salah satu pokok bahasan yang penting dalam psikologi
sosial, para pakar tidak selalu sepakat tentang difisinya. Sarwono (1997)
mengemukakan beberapa pengertian sikap.
Sikap dapat
didefinisikan sebagai posisi yang di ambil dan dihayati seseorang terhadap
benda,masalh atau lembaga .beberap sikap bersifat abstrak, misalnya sikap
terhadap demokrasi. Sikap-sikap lain dapat bersifat impersonal, misalnya sikap
terhadap ganja itu jelek. Akan tetapi sikap yang paling penting adalah sikap
terhadap orang lain (Soekaji, Sutarlinah, 1986).
Menurut weber, sikap
adalah sebuah reaksi evaluatif (suatu
penilaian mengenai kesukaan dan ketidaksukaan seseorang) terhadap
orang,peristiwa atau aspek lain dalam lingkungannya. Sebgai suatu evaluasi dari
hal yang telah di alami, sikap merupakan posisi yang tidak netral. Sikap itu
pun bervariasi dari segi intensitasnya, bisa rendah sedang atau banyak.
Misalnya, saat akan memasukan gula ke dalam teh, anda akan masukkan sedikit
,sedang atau banyak karena anda senang the yg manis , agak pahit,atau manis
sekali. Semua itu termasuk dalam sikap karena berhubungan dengan pengalaman
kita.
Dari berbagai definisi tampak bahwa ciri khas dari sikap adalah sbg
berikut.
1.
Mempunyai objek tertentu(orang,perilaku,konsep,situasi,dan benda)
2.
Mengandung penilaian (setuju atau tidak setuju,suka atau tidak suka)
(Sarwono,S. 1997)
Sikap terbentuk dari berbagai kesimpulan yang kita
peroleh tentang pengalaman di masa lalu, untuk mempermudah pilihan perilaku
kita nantinya. Sikap kita tentang seks,kekerasan,dan bintang film misalnya akan
membantu kita memutuskan film mana yang
akan kita tonton.
Keterkaitan Sikap Dan Perilaku
Sejak awal penelitian tentang sikap benar-benar menjadi hal yang menarik
karena di anggapbisa memperkirakan perilakumanusia di masa depan. Pada kegiatan
belajar 1 telah di bahas bahwa sikap terdiri dari tiga domain yakni ABC
(A=affective, perasaan, b= behavior,perilaku C= cognitive, kesadaran).
a.
Kesesuaian antara sikap dan perilaku
Pernyataan yang kerap muncul adalah apakah sikap mengarah pada keinginan
untuk bertindak atau berperilaku dan juga padaperilaku secara spesifik?
jika memang benar begitu, berarti seorang
politikus atau pemasang iklan hanya perlu untuk mengukur pendapat seseorang
untuk memperkirakan kecenderungan mereka untuk memilih atau membeli dengan cara
tertentu.
b. Sikap dapat sesuai dengan perilaku
Para peneliti telah
menemukan bahwa dugaan sikap akan tergantung dari cara sikap itu di bentuk,di
ukur, dan di alami. Berikut uraiannya.
1. Perilaku yang spesifik
Semakin spesifik atau
khusus satu sikapterhadap perilaku maka akan semakin baik dalam memperkirakan
perilaku yang terkait. Misalnya, berapa orang yang akan dating dalam kegiatan
gotong royong? Mengukur sikap yang amat umum, seperti bertanya”apakah anda
yakin bahawa daerah lingkungan kita harus bersih?” , mungkin tidak bisa
memperkirakan perilaku gotong royong secara spesifik. Mungkin banyak orang yang
setuju dengan pertanyaan umum itu, tetapi hal itu belum bisa menunjukan suatu
usaha yang spesifik.
2. Potensi sikap
Semakin kuat satu
sikap dalam pemikiran seseorang maka makin besar pengaruhnya terhadap perilaku.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sikap yang di bentuk melalui
pengalaman pribadi akan semakin kuat daripada sikap yang dibentuk berdasarkan
informasi kedua atau sumber yang tidak langsung. Misalnya, seseorang yang telah
meminta dan menerima bantuan dari calon legislatif di daerahnya lebih cenderung
untuk mendukung sang calon saat pemilihan di bandingkan orang yg tidak memiliki
pengalaman langsung dari sang calon. Sikap mereka yang tidak memiliki
pengalaman langsung ini akan cenderung untuk menunjukan ikatan kuat dengan
perilaku mereka.
3. Penonjolan sikap
Berkaitan dengan
potensi sikap adalah adanya kualitas penonjolan sikap. Sikap akan semakin
terlihat ataumenonjol jika lebih disadari kehadirannya dalam sikap kita.
Penonjolan sikap biasanya akan cenderung untuk di ingat dan di respons.
C.
Perilaku dalam mempengaruhi sikap
Secara spesifik, sepertinya orang
tidak hanya bisa menggunakan sikap sebagai dasar perilaku, kita juga bisa
membentuk sikap berdasarkan perilaku kita. Menurut Srwono karena pembentukan
sikap yang paling efektif adalah melalui pengalaman sendiri maka para pakar
berusaha mengetahui sampai seberapa jauh perilaku dapat mempengaruhi
terbentuknya sikap. Sebagaimana sikap dapat berpengaruhnpada perilaku,
sebaliknya perilaku pun juga dapat membentuk sikap karena perilaku adalah
pengalaman yang paling langsung pada diri seseorang.
Perubahan Sikap
KOMUNIKASI PERSUASIF
Berikut ini komponen komunikasi persuasive yang
mempengaruhi sikap.
1.
Sumber
Informasi pertama yang orang terima dari pesan persuasive adalah karakteristik
source (sumber atau komikator) yang menyampaikan pesan tersebut. Menurut
penelitian , ada dua variable penting dalam persuasi yang efektif , yaitu
kredibilitas daya tarik.
A.
Kredibilitas
Sebuah pesan dapat lebih persuasive dan menghasilkan perubahan sikap
yang lebih besar ketika komunikator di anggap memiliki kredibilitas.
Komunikator dapat di anggap lebih kredibel jika terlihat memiliki keahlian
(pengetahuan) dan dapat di percaya.
B.
Daya tarik
Daya tarik komunikator merupakan hal penting dalam mempersuasi orang.
Misalnya, sebuah perusahaan mengiklankan produknya di media massa dengan
menggunakan selebritis yang mempunyai reputasi di bidang tertentu untuk menarik
perhatian konsumen. Bahkan actor dan model yang tidak terkenal sekalipun,
dipilih untuk mempengaruhi khalayak karena di nilai mempunyai daya tarik yang
lebih.
Terdapat tiga macam
daya tarik yang membuat seseorang cenderung disukai dan lebih persuasive, yaitu
sebagai berikut.
a. Penampilan fisik. Orang yang
berpenampilan baik atau enak dipandang lebih bisa mempersuasi orang di banding
dengan komunikator yang berpenampilan biasa.
b. Power ( kekuasaan). Komunikator yang
terlihat memiliki kekuasaan lebih persuasive di banding sumber yang tidak di efektif/dikenal.
c. Kesamaan dengan penerima pesan.
Komunikator yang membangun kesamaan dengan penerima pesan , misalnya dengan
mengatakan “ saya sama dengan anda semua” maka rekomendasinya atas suatu hal
dapat lebih persuasive karana penerima pesan menemukan ada kesamaan dengan
pembicara.
2. Pesan
Elemen pesan memiliki
banyak variable yang mengandung efek untuk mempersuasi. Kualitas pesan
persuasive yang berdampak pada perubahan sikap meliputi
a.
Posisi
Semakin suatui pesan dekat dengan posisi atau
sudut pandang seseorang pada saat itu, semakin mudah orang tersebut dalam
menerima pesan.
1)
Penerimaan dan penolakan. Setiap orang memiliki ruang untuk menerima
hal-hal yang dating kepadanya. Sikap yang sama atau relevan dengan posisi atau
sudut pandang seseorang akan masuk ke dalam lattidue of acceptance(ruang gerak
penerimaan).
2)
Kredibilitas dan perbedaan (credibility and Discrepancy). Biasanya
penerima pesan atau audience tidak terbujuk oleh pesan yang berbeda dengan
pendirian atau sudut pandangnya akan tetapi semakin komunikastor diterima
sebagai orang yg kredibel maka ia dapat berpengaruuh lebih efektif, meskipun
dengan pesan yang berbeda dengan sudut pandang penerima pesan.
b.
Isi pesan
Isi pesan merupakan
salah satu elemen yang dapat mempersuasi penerima pesan untuk mengubah sikap.
Dalam dunia periklanan, isi pesan atau slogan produk dibuat sebisa mungkin
untuk dapat meresap ke dalam benak konsumen. Pada akhirnya lagu atau slogan
iklan merupakan bagian yang sanagt terbiasa kita dengar dan lihat setiap hari.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk meningkatkan dampak persuasive
suatu pesan, yaitu sebagai berikut.
1) Kesederhanaan. Pesan yang sederhana
memiliki dampak persuasive yang besar karna cenderung mudah di cerna, di ingat,
dan tidak sulit untuk bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pesan
tersebut. Sebaliknya, semakin kompleks suatu pesan, semakin sulit pesan itu di
mengerti oleh khalayak, dan kurang berpengaruh dalam menimbulkan
tindakan/perilaku tertentu.
2) Daya tarik emosional. Pesan dapat lebih
efektif jika mampu membangkitkan tanggapan emosi yang kuat. Membangkitkan rasa
takut merupakan suatu cara yang paling sering di gunakan untuk meyakinkan
seseorang dalam melakukan sesuatu.contohnya, Janis dan Freshbach (1953)
meneliti tiga kelompok orang tentang pentingnya menyikat gigi tiga kali sehari
sehabis makan.dan setiap kelompok menerima perlakuan yang beda. Kel pertama
diperlihatkan foto close-up yg dramatis dan menakutkan tentang gigi-gigi yang
rusak akibat tidak menyikat gigi sesuai anjuran.kel kedua mendapat foto yg sama
tetapi tidak terlalu dramatis. Kelompok ketiga tidak diperlihatkan foto
tersebut. Orang-orang pada kel pertama dan kedua sangat terkesan dan setuju
dengan pesan yang disampaikan. Sedangkan kel ketiga lebih memperlihatkan
perubahan perilaku disbanding kelompok pertama.
3) Kepentingan pribadi. Komunikator yang
menyampaikan pesan yang berlawanan dengan kepentingan dirinya akan mempbuat
pesan itu lebih persuasive.
4) Penyajian
Pengertian Kognisi Sosial Tentang Diri dan
Perkembangan Diri
William James
mengatakan, seorang bisa menjadi objek pikirannya sendiri. inilah kognisi
sosial. Kita melakukan proses yang oleh Gordon Allport disebut becoming,dimana
kita mengembangkan,memodifikasi, dan menyaring identitas personal dan pemahaman
tentang diri sendiri "diri" kita dan konsep kita tentang diri kita
sendiri. inilah yang dimaksud dengan self development.
Self-development kita
kebanyakan terbentuk dari interaksi dengan orang-orang terdekat kita dimasa
kanak-kanak. orang-orang ini menjadi
panutan bagi kita dalam bertindak,berpikir, dan merasa tentang diri sendiri.
mereka disebut significant others, yaitu orang-orang yang sangat penting
artinya bagi diri seseorang.
Pandangan diri kita
tentang keseluruhan pandangan orang lain terhadap kita disebut generalized
others. Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi pengembangan diri seseorang
makin meluas seiring dengan perkembangan orang tersebut. Jika mula-mulanya yang
berpengaruh adalah keluarga, dengan makin bertambahnya usia bertambah pula
pihak-pihak yang berpengaruh: teman, kelompok, organisasi hingga masyarakat.
selain itu media komunikasi juga berperan dalam self-development kita.
Self awareness (kesadaran diri)
adalah perhatian
orang yang terfokus pada diri sendiri,perasaannya,nilai,maksud dan evaluasi
dari orang lain. self awareness membantu kita untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
yang ada pada diri kita, menyadari bahwa tingkah laku kita dikendalikan oleh
pikiran kita. Dengan kata lain kesadaran diri membantu kita mengetahui siapa
kita dan apa yang kita inginkan.
Kesadaran diri dapat
dijelaskan melalui model yang ditawarkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham.
Model mereka dinamakan Johari Window, itu merupakan singkatan dari nama mereka.
Sumber :
http://google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar