Komunikasi
Nonverbal dalam Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi
nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan
kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa
tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti
intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di
bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak
menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal
dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak
dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan
intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi
nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa
komunikasi verbal ataupun nonverbal.
A. Pengertian
Komunikasi non verbal adalah setiap bentuk
perilaku manusia yang langsung dapat diamati oleh orang lain dan yang
mengandung informasi tertentu tentang pengirim atau pelakunya (Johnson, 1981).
Komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang tidak melibatkan bicara dan
tulisan (Intansari Nurjannah, 2001). Sebesar 90% dari arti komunikasi berasal
dari komunikasi non verbal (Hunsaker cit. Leddy, 1998). Hal ini menunjukan
pentingnya mempelajari komunikasi non verbal.
B. Fungsi
komunikasi non verbal
Adapun fungsi komunikasi non verbal menurut
Mark L.Knapp (1972) adalah (1) Repetisi-mengulang kembali gagasan yang sudah
disajikan secara verbal. Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakan saya,
saya menggelengkan kepala berkali-kali, (2) Subtitusi - menggantikan
lambang-lambang verbal. Misalnya, tanpa sekata pun anda berkata. Anda dapat
menunjukan persetujuan dengan mengangguk-angguk, (3) Kontradiksi – menolak
pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya,
anda memuji prestasi kawan anda dengan mencibirkan bibir anda, (4)
Komplemen-melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. Misalnya, air muka
anda menunjukan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata, (5)
Aksentuasi – menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda
mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul mimbar.
C. Arti
penting komunikasi non verbal
Menurut Dale G. Leathers (1976) yang
dikutip oleh Jalaludin Rakhmat, menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal
sangat penting.
Ø
Pertama, faktor-faktor nonverbal sangat
menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita mengobrol atau
berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita
lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lain pun lebih banyak
“membaca” pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal. Menurut
Birdwhistell,”barangkali tidak lebih dari 30% sampai 35% makna sosial
percakapan atau interaksi dilakukan dengan kata-kata.” Sisanya dilakukan dengan
pesan nonverbal. Mehrabian, penulis The Silent Message, bahkan memperkirakan
93% dampak pesan diakibatkan oleh pesan nonverbal. Dalam konteks ini juga kita
dapat memahami mengapa kalimat-kalimat yang tidak lengkap dalam percakapan
masih dapat diberi arti. Anda maklum apa yang dimaksud oleh rekan anda ketika
ia melukiskan kecantikan seorang wanita dengan kalimat yang tidak selesai,
”Pokoknya…….,” ketika anda melihat gerak kepala, tubuh dan tangannya.
Ø
Kedua, perasaan dan emosi lebih cermat
disampaikan lewat pesan nonverbal ketimbang pesan verbal. Anda boleh menulis
surat kepada pacar anda dan mengungkapkan gelora kerinduan anda. Anda akan
tertegun, Anda tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu
yang begitu mudah diungkapkan melalui pesan nonverbal. Bagaimana harus anda
tuliskan dalam surat Anda getaran suara, tarikan napas, kesayuan mata, dan
detak jantung? Meurut Mahrabian (1967), hanya 7% perasaan kasih sayang dapat
dikomunikasikan dengan kata-kata. Selebihnya, 38% dikomunikasikan lewat suara,
dan 55% dikomunikasikan melalui ungkapan wajah (senyum, kontak mata, dan
sebagainya).
Ø
Ketiga, pesan nonverbal menyampaikan makna dan
maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi dan kerancuan. Pesan
nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. Sejak Zaman
Prasejarah, wanita selalu mengatakan “tidak” dengan lambang verbal, tetapi pria
jarang tertipu. Mereka tahu ketika “tidak” diucapkan, seluruh anggota tubuhnya
mengatakan “ya”. Dalam situsi yang “double binding” – ketika pesan nonverbal
bertentangan dengan pesan verbal – orang bersandar pada pesan nonverbal.
Ø
Keempat, pesan nonverbal mempunyai fungsi
metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang
berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi
tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan. Diatas telah disebutkan bahwa
pesan nonverbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen dan
aksentuasi. Semua ini menambah kadar informasi dalam penyampaian pesan.
Ø
Kelima, pesan nonverbal merupakan cara
berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi
waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Diperlukan lebih banyak waktu untuk
mengunkapkan pikiran kita secara verbal daripada secara nonverbal.
Ø
Keenam, pesan nonverbal merupakan sarana sugesti
yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk
mengungkapkan gagasan atau emosi secara tidak langsung. Sugesti disini
dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat).
Sugesti paling efektif disampaikan melalui pesan nonverbal.
D. Jenis-jenis
Komunikasi Nonverbal
·
Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum
adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang
digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe.
Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya
menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian
cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari
penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
Seorang polisi yang
menggunakan seragam merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.
·
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang
mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk:
bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus,
pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan
tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat
menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun
negatif.
·
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang
mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas,
banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu,
serta ketepatan waktu (punctuality).
·
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal,
kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan
sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata
atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan
atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk
menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan;
atau untuk melepaskan ketegangan.
Penggunaan ekspresi wajah
merupakan salah satu komunikasi nonverbal.
·
Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu
jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga
tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa
jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan
seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap
orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal,
dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
1. Jarak
intim
jarak dari
mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk
bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
2. Jarak
personal
Jarak yang
menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga
menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu
setengah kaki sampai empat kaki.
3. Jarak
sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena
itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain,
keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas
kaki.
4. Jarak
public
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas
kaki sampai tak terhingga.
·
Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah
unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari
hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras
atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan
lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm",
"e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong
unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus
dihindari.
·
Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang,
jarak, temperatur, penerangan, dan warna.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar